Translate

TEORI RESISTOR

1 Resistor

Sumisjokartono (1985; 6) menyatakan bahwa fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan untuk menahan aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Dengan memakai tahanan papan ini, maka arus air bisa terhambat alirannya. Perumpanaan ini dapat diterapkan dalam tahanan listrik. Makin lebar/besar papan yang dipergunakan untuk menahan air got, makin kecil air yang mengalir. Begitu pula kejadian ini dapat diterapkan dalam pelajaran elektronika. Makin besar resistansi, makin kecil arus listrik dan tegangan yang melaluinya. Satuan dari resistansi resistor adalah Ohm dan dilambangkan dengan lambang W. Untuk simbol skematis dari resistor dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan untuk bentuk nyata dari resistor dapat dilihat pada Gambar 2.

Woollard (2003: 16) menyatakan bahwa resistor yang digunakan dalam rangkaian elektronika dibagi dalam dua katagori utama yaitu :

1. Resistor linear (resistor yang bekerja sesuai dengan hukum Ohm).

2. Resistor non linear, yang biasa dipakai terdiri dari tiga jenis, yaitu : foto resistor (Peka terhadap sinar), thermistor (peka terhadap perubahan suhu), dan resistor tergantung pada tegangan listrik.



Gambar 1, Simbol resistor
(Sumber : Woollard, Elektronika Praktis, 1993: 16)


Gambar 2, Kode warna resistor (untuk 4gelang)
(Sumber: Woollard, Elektrnika Praktis, 1993: 17)




Gambar 2.31 Bentuk Nyata dari Resistor
(Sumber : http/www.electric-labs.com/)

Tabel 1 Kode  Warna Resistor
Gelang
Ke-
Lingkaran Pertama
Lingkaran Kedua
Lingkaran Ketiga
Lingkaran Keempat
Warna
Angka
Angka
Faktor perkalian
Toleransi
Hitam
0
0
X 100
-
Coklat
1
1
X 101
-
Merah
2
2
X 102
-
Jingga
3
3
X 103
-
Kuning
4
4
X 104
-
Hijau
5
5
X 105
-
Biru
6
6
X 106
-
Ungu
7
7
X 107
-
Abu-abu
8
8
X 108
-
Putih
9
9
X 109
-
Emas
-
-
-
5%
Perak
-
-
-
10%
 
(Sumber : Soedjono, Merakit Elektronika, 1990: 16)


Contoh pembacaan kode warna pada resistor :

Sebuah resistor memiliki gelang warna sebagai berikut :

- Gelang pertama berwarna coklat

- Gelang kedua berwarna hitam

- Gelang ketiga berwarna merah

- Gelang keempat berwarna emas

Sehingga nilai resistansi tersebut sebesar :

R = 10 x 102 dengan toleransi 5%

= 1.000 ohm dengan toleransi  5%

= 1 kW ± 5%


1.1 Hubungan pada Resistor

Kadang-kadang nilai resistansi suatu resistor sering sekali sulit didapatkan dipasaran (dijual bebas dipasaran), untuk itu agar mendapatkan nilai resistor yang diinginkan, beberapa resistor harus dirangkai/dihubungkan menjadi sebuah rangkaian, biasanya rangkaian tersebut adalah secara seri dan secara paralel.

a. Rangkaian Seri pada Resistor

Bishop (2004: 34) menyatakan apabila dua buah resistor atau lebih disambungkan pada ujung-ujungnya sehingga arus listrik mengalir melewati masing-masing resistor secara bergiliran, maka resistor-resistor ini dikatakan terhubung secara seri. Rangkaian seri dari resistor ini dapat dilihat pada Gambar 4


Gambar 4, Resistor dirangkai secara seri
(Sumber: Rusdianto, Penerapan Konsep Dasar Elektronika, 1999: 19)


Perhitungan secara matematis
yang digunakan, agar nilai suatu resistor diketahui adalah dengan menggunakan
persamaan :


Rtotal = R1 + R2 + ...+ Rn


b. Rangkaian Paralel pada Resistor

Rusdianto (1999: 23) menyatakan bahwa suatu rangkaian dinyatakan paralel jika dua buah komponennya atau lebih dihubungkan pada sumber tegangan yang sama. Rangkaian paralel menyediakan lebih dari satu jalur bagi arus untuk mengalir. Setiap jalur yang mengalir disebut cabang. Rangkaian paralel dari resistor ini dapat
dilihat pada Gambar 5.




Gambar 5, Resistor dirangkai secara paralel

(Sumber: Rusdianto, Penerapan Konsep Dasar Elektronika, 1999; 23).

Perhitungan secara matematis yang digunakan, agar nilai suatu resistor diketahui adalah dengan menggunakan
persamaan :




Untuk dua buah resistor yangdihubungkan paralel, persamaannya adalah


Arus yang mengalir pada setiap resistor dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Comments